Friday, April 10, 2009 |
PEMILU 2009 (Bag. 1) |
FENOMENA GOLPUT
Pemilu Indonesia baru saja dilakukan tanggal 9 April 2009 kemarin, berdasarkan perhitungan suara Quick Count Partai Demokrat berada di peringkat teratas disusul dengan PDIP, Golkar, PKS, dan disusul partai2 lain. Yang tak kalah unik adalah jumlah suara Abstain alias GOLPUT, bahkan prediksi golput sampai dengan 40%.
Kenapa harus Golput? sebelum menjawab ini terlebih dahulu kita bedakan golput antara pemilihan Legislatif dan golput pemilihan presiden. Dalam golput pemilihan legislatif disamping dikarenakan tidak dikenalnya caleg tersebut juga sikap tidak percaya masyarakat terhadap calon legislatif, sering kita lihat dan dengar di beberapa media massa terkuaknya anggota DPR yang terlibat skandal. Entah itu skandal sex affair, korupsi maupun yg lainnya, kita juga bisa lihat seberapa bobroknya anggota legislatif 2004-2009 seperti terlihat di http://golputpemilu09.wordpress.com itulah yang membuat masyarakat Indonesia pesimis terhadap kinerja legislatif yang akan datang.
Apa yang menyebabkan mereka terlibat masalah skandal tersebut? kurang lebih adalah masalah UANG, dengan gaji mereka yang fantastis (tiap tahun bisa mencapai 1/2 Milyar lebih, sumber : http://bennisurbakti.com/2009/03/31/gaji-dpr) menjadikan mereka lupa daratan, bukan cuma wakil rakyat saja yang lupa daratan, hal ini juga dimanfaatkan beberapa lawan jenis untuk mengeruk sebagian harta wakil rakyat tersebut dgn berbagai cara (mau jadi selingkuhan/simpanan, ancaman bongkar affair mereka, dsb) hal ini sangat disayangkan. Dimana mendapatkan kekuasaan akan mudah mendapatkan harta dengan begitu mudah pula mendapatkan nafsu seks mereka, yang punya iman bagus aja keseret (kasus YZ) apalagi yg tak beriman.
Yang lebih mengherankan adalah kasus korupsi dengan nilai yang fantastis, apa gaji mereka kurang? ato mereka berusaha balik modal disaat mereka kampanye dulu dan modal tersebut digunakan kembali untuk kampanye berikutnya? jawaban keduanya banyak benarnya lho.
Itulah mengapa angka golput demikian besar dalam pemilihan legislatif, akan berbeda nilainya prosentasenya dengan golput pemilihan presiden. pada pemilihan presiden tentunya figur capres akan dikenal masyarakat, hal ini menjadikan mereka lebih banyak memilih karena mereka kenal dengan figur capres tersebut. Angka golput akan terjadi dimana mereka kurang percaya dengan pilihan yang ada, anjuran dari pemimpin mereka untuk golput (seorang yang bukan negarawan yang baik, jgn pilih partai ini tuk tahun depan karena mementingkan golongan/pribadi), dan seorang psikopat negara (golput karena bukan keduanya).
Angka golput adalah syarat minimal pemerintah berhasil dalam kampanyenya, kok bisa? Golput adalah pilihan tidak mau menjadi warga negara karena mereka tidak memilih pemimpin mereka baik yang duduk di legislatif maupun presiden. Sudah sewajarnya bagi pemerintah tidak memberikan kehidupan yang layak bagi mereka, buat apa mereka tidak memilih untuk kesejahteraan mereka tetapi menginginkan pemerintah memberikan kesejahteraan bagi mereka. Karena pemilu adalah LUBER, maka tidak dapat kita ketahui siapa yang golput dan hal inilah menjadikan rakyat yang memilih jadi ikut kena korban atas keberhasilan pemerintah dalam kesejahteraan rakyatnya.
Janganlah golput, karena jika pemerintah tidak berhasil kita bisa mengklaimnya bahwa pemerintah gagal, untuk itulah kita memilih meskipun yang kita pilih menang/kalah. Dan salah satu partai tidak bisa mengklaim pemerintahan gagal, karena dalam pemerintahan ada legislatif yang terdiri dari beberapa partai dimana juga bertanggung jawab terhadap jalannya pemerintahan dan legislatif adalah salah satu komponen dari pemerintahan juga. Semua yang mendapatkan gaji/rejeki dari uang pemerintahan adalah komponen pemerintahan yang turut serta mensukseskan keberhasilan pemerintahan. |
posted by Antony @ 8:48 PM  |
|
|
|