Tuesday, April 29, 2008 |
Urus kuliah adikku |
Sejak hari Senin kemarin aku mengurus administrasi kuliah adikku, sakit sejak tanggal 19 Januari sampai tanggal 5 April praktis membuat adikku tidak bisa mengikuti perkuliahan semester genap (IV) secara aktif. 2 mata kuliah tidak keluar nilainya karena sebenarnya kaetika masuk rumah sakit ujian kurang 2 mata kuliah lagi. SPP sudah auto debet untuk biaya kuliah semester genap ini, berhubung tidak dapat lagi mengikuti mata kuliah aktif lagi maka SPP yang sudah ter-auto debet rencananya mo diambil penuh.
Prosesnya sebenarnya tidak begitu rumit, berhubung lokasi kampus adikku ma administrasi pusat jauh ya akhirnya kesana kemari (capek juga). Dimulai dari urus Surat Keterangan di Fakultas (FISIP), lalu dilampiri surat kematian dan fotokopi KTM serta Surat Keterangan dari Fakultas tersebut aku berusaha ketemu ma Pembantu Rektor II Undip. Ditemui oleh sekretarisnya dan dia memintaku untuk membuat surat pernyataan tentang hubunganku dengan adikku, dengan dipinjami komputernya sekretaris aku buat surat pernyataan itu.
Selesai. Trus urus asuransi di bagian Kesehatan Masyarakat, ternyata untuk kematian hanya dapet uang duka sebesar Rp 500rb aja. Sebenarnya banyak mahasiswa yang tidak tahu tentang asuransi ini, mereka banyak yang tidak mau membaca buku pedoman kuliah. Telisik punya telisik, ternyata setiap mahasiswa dipungut biaya asuransi sebesar Rp 50rb diawal masuk kampus. Jika misalnya terdapat 9000 aja mahasiswa baru, maka asuransi akan mendapatkan Rp 450jt itu untuk satu angkatan dimana batasnya hanya sampai 5 tahun saja (kalau teknik khan bisa lebih lama molornya selesai kuliah). Bagaimana kalo 5 tahun? wah diitung bisa sampai Rp 2,25 Milliar, wow nilai yang sangat besar sekali. Bandingkan dengan santunan yang diberikan kepada mahasiswa ; 1. Meninggal karena kecelakaan = Rp 5 jt 2. Cacat tetap karena kecelakaan = Rp 5 jt 3. Biaya pengobatan karena sakit = Rp 200rb 4. Meninggal secara wajar, hanya dapat uang duka = Rp 500rb Untuk kasus meninggal secara wajar (sakit) banyak keluarga mahasiswa yang tidak ambil pusing untuk mengurusnya, mereka beralasan uang duka sebesar itu tidak sepadan dengan yang dikeluarkan untuk biaya lain2 (transportasi, makan, dll). Untuk aku, itu adalah hakku dan harus diambil. Toh nantinya uang itu juga akan aku sumbangkan ke panti asuhan dengan atas nama adikku, untuk amal adikku yang saat ini sudah tenang di alam sana. Bukankah jika seseorang yang sudah meninggal itu yang dibutuhkan adalah amalnya dan doa dari orang2 yang masih hidup.
Saat ini aku jadi lebih senang memberikan sedikit penghasilanku untuk orang lain, dan itulah hikmahku yang dapat kuambil dengan tiadanya adikku. Jika hikmah ayahku menjadikan dia lebih rajin ibadah, setiap adzan maghrib atau isya dipastikan dah mulai berangkat ke masjid. Hikmah buat ibuku menjadikannya lebih sabar dan tabah, menjadi semakin lapang dada, dan ibadahnya menjadi semakin lebih taat. Sedangkan buat adikku yang paling kecil sampai saat ini belum aku liat hikmah yang bisa diambilnya.
OOT : Doa dalam bingkisan yang rumit (ruwet)
Sesuai judul diatas, kita harus berhati-hati dengan doa kita. Ini aku ambil dari doa-doa ibuku setiap selesai sholat fardhu, meski saat adikku masih ada atau tiada. Doa 1. Meminta ampunan dosa2 bagi ibunya ibuku (nenek) Doa 2. Meminta tempat yang layak untuk almarhum ayahnya ibuku (kakek) dan omku (adiknya ibuku). Doa 3. Meminta dibukanya pintu hidayah ayahku untuk bisa lebih bagus dalam ibadahnya Doa 4. Meminta ditunjukkan jalan yang lurus untuk putra-putrinya (aku ma adikku)
Apa sudah terkabul doa2nya? aku jawab iya. Doa 1 > Jika sesorang sakit maka dalam sakitnya itu dosa2nya dihapus sesuai dengan kadarnya. Sampai saat ini nenekku sakit, tidak bisa melihat dan kadang2 kambuh stroke. Doa 2 > Tempat yang layak hanya Allah SWT yang tahu dimana tempat yang layak untuk kakekku dan omku. Doa 3 > Dengan tiadanya adikku menjadikan ayahku tekun dalam beribadah, aku aja malah kalah ni :(. Doa 4 > Sepertinya yang ini belum terjawab/terkabul, karena sampai saat ini aku masih belum bisa menemukan jalanku sendiri, jalan yang menurut agama adalah jalan yang baik, jalan yang lurus tanpa lika-liku. Demikian juga ma adikku juga belum menemukan jalannya yang lurus, sedangkan almarhumah Citra sudah menemukan jalannya sejak mulai masuk kuliah.
Buat pembaca, hati-hatilah dalam berdoa. Karena Allah SWT pasti akan mengabulkan doa kita dalam cara yang tidak kita sangka datangnya. |
posted by Antony @ 1:22 PM |
|
1 Comments: |
-
ga cuman doa mas...
gw ma pacarku kalo ngomong jg harus hati-hati soalnya sering-seringnya baru ngomong 5 menit udah kejadian...
|
|
<< Home |
|
|
|
|
|
ga cuman doa mas...
gw ma pacarku kalo ngomong jg harus hati-hati soalnya sering-seringnya baru ngomong 5 menit udah kejadian...